KATA PENGANTAR
Puji dan syukur di
panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaan dan
penyertaan-Nya penulis masih dapat diberi kesempatan untuk menyelesaikan hasil
penelitian tentang “Zat Aditif Makanan”.
Penulis juga mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Alfrida Payuk, S.Pd. selaku guru mata
pelajaran Biologi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam proses
pembuatan laporan ini. Tanpa tuntunan dari beliau, penulis tidak akan bisa
menyelesaikan laporan ini dengan baik. Uraian
dalam makalah ini penulis susun berdasarkan buku dan sumber website yang
relevan dengan topik tersebut.
Di dalam laporan ini membahas
berbagai manfaat dan akibat buruk dari zat aditif. Namun, penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Penulis memohon kiranya
pembaca dapat memaklumi keberadaan penulis sebagai pelajar yang masih
membutuhkan tuntunan dari berbagai pihak.
Akhir kata, penulis tetap berharap
laporan ini dapat berguna dan memberi manfaat baik bagi pembaca. Namun, kritik
dan saran sangat di harapkan dari pembaca.
Sekian, terima kasih.
Penulis
Februari 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan
energi (karbohidrat dan lemak) dan untuk pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan
sel-sel yang rusak (protein). Selain itu, kita juga memerlukan makanan sebagai
sumber zat penunjang dan pengatur proses dalam tubuh, yaitu vitamin, mineral,
dan air.
Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada
ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung
pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Suatu makanan dikatakan sehat
apabila mengandung satu macam atau lebih zat yang diperlukan oleh tubuh. Setiap
hari, kita perlu mengonsumsi makanan yang beragam agar semua jenis zat yang
diperlukan oleh tubuh terpenuhi. Hal ini dikarenakan belum tentu satu jenis
makanan mengandung semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh setiap hari.
Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan,
seringkali kita perlu menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang
kita olah. Bisa kita perkirakan bahwa seseorang tentu tidak akan punya selera
untuk memakan sayur sop yang tidak digarami atau bubur kacang hijau yang tidak
memakai gula. Dalam hal ini, garam dan gula termasuk bahan tambahan. Keduanya
termasuk jenis zat aditif makanan. Zat aditif bukan hanya garam dan gula saja, tetapi masih banyak
bahan-bahan kimia lain.
Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan
untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya
kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain.
Penggunaan zat aditif sendiri sudah berlangsung sejak
lama di masyarakat, baik yang sintetis maupun alami. Dan saat ini hampir semua
orang sangat bergantung pada penggunaan zat aditif ini dalam kehidupannya.
Dalam industri makanan dan minuman, zat aditif ini merupakan faktor kunci untuk
menghasilkan produk yang baik dan disenangi konsumen. Sedangkan penggunaannya untuk
keperluan rumah tangga bertujuan untuk meningkatkan citarasa dari suatu
makanan.
B.
Tujuan
Makalah ini
bertujuan agar pembaca dapat mengetahui dampak positif dan dampak negatif dari
zat aditif.
C.
Rumusan masalah
1. Apakah
pengertian dari zat aditif ?
2. Bagaimanakah
macam-macam dari zat aditif ?
3. Apa contoh makanan yang mengandung zat aditif
berbahaya?
4. Bagaimananakah
kelebihan dan kekurangan dari zat aditif ?
D. Manfaat
1. Pembaca
dapat mengetahui pengertian zat aditif.
2. Pembaca
dapat mengetahui macam-macam zat aditif.
3. Pembaca
dapat mengetahui makanan yang mengandung zat aditif berbahaya.
4. Pembaca
dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan zat aditif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian zat aditif
Istilah zat aditif
sendiri mulai familiar di tengah masyarakat Indonesia setelah merebak kasus
penggunaan formalin pada beberapa produk olahan pangan, tahu, ikan dan daging
yang terjadi pada beberapa bulan belakangan. Formalin sendiri digunakan sebagai
zat pengawet agar produk olahan tersebut tidak lekas busuk/terjauh dari
mikroorganisme. Penyalahgunaan formalin ini membuka kacamata masyarakat untuk
bersifat proaktif dalam memilah-milah mana zat aditif yang dapat dikonsumsi dan
mana yang berbahaya. Zat aditif makanan merupakan zat yang biasanya
ditambahkan ke dalam makanan selama pengolahan untuk menyimpannya untuk waktu
yang lama.
Secara umum, zat aditif
makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
ü Aditif sengaja, yaitu
aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti
untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan,
memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya.
ü Aditif tidak sengaja,
yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai
akibat dari proses pengolahan.
Bila dilihat dari
sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin, asam
sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai
sifat serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun
sifat metabolismenya seperti karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada
umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu lebih pekat, lebih stabil,
dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering terjadi
ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan,
dan kadang-kadang bersifat karsinogen yang dapat merangsang terjadinya kanker
pada hewan dan manusia.
Zat aditif makanan atau lebih dikenal dengan bahan
tambahan makanan (BTM) mungkin tidak begitu familiar di telingan masyarakat,
tapi jenis-jenis dari bahan tambahan pangan pasti sudah banyak digunakakn oleh
masyarakat sehari-hari. Zat aditif atau BTM merupakan semua jenis zat yang
ditambahkan dalam makanan maupun minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Zat
aditif yang ada di pasarana memiliki banyak macam, beberapa jenis dari zat
aditif diantaranya pewarna, pengawet, pemanis, penyedap, pengental, pengemulsi,
serta masih banyak yang lain. Penambahan zat aditif ini bertujuan untuk
memperbaiki warna, citarasa, penampakan, tekstur, flavor, serta memperpanjang
daya simpan dari suatu makanan.
Zat aditif sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu zat
aditif alami dan sintetis. Zat aditif alami merupakan zat aditif yang berasal
dari tanaman, hewan, dan produk turunannya yang tidak mengalami proses
pengolahan industri dan tidak ditambahkan bahan-bahan kimia. Sedangkan zat
aditif sintetis merupakan zat aditif yang diproduksi oleh industri modern
dengan menggunakan berbagai campuran bahan-bahan kimia. Kedua jenis zat aditif
ini memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing dan memiliki peminat
sendiri-sendiri.
Peningkatan permintaan zat aditif di masyarakat
menjadi peluang para produsen untuk memproduksi zat aditif dengan berbagai
macam dan jenisnya yang sangat banyak. Dan penggunaan zat aditif sintetis ini
semakin hari semakin meningkat penggunaannya oleh industri makanan dan minuman
serta rumah tangga. Banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan zat aditif
sintetis ini karena alasan kepraktisan dan hasil yang didapatkan bisa maksimal.
Namun, penggunaan zat aditif sintetis dalam makanan dan minuman dibatasi oleh
aturan pemerintah dalam UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan. Pembatasan ini
bertujuan untuk membatasi penggunaan zat aditif sintetis yang berlebihan dalam
makanan yang kita konsumsi sehari-hari, karena bagaimanapun zat aditif sintetis
terbuat dari bahan-bahan kimia yang asing bagi tubuh. Akumulasi bahan-bahan
kimia ini dalam waktu lama pasti akan memberikan efek negatif bagi tubuh, hal
inilah yang menjadi alasan terkait pembatasan penggunaan zat aditif sintetis.
Sedangkan untuk zat aditif alami merupakan semua jenis
zat tambahan makanan yang berasal dari alam tanpa menggunakan pengolahan dan
bahan tambahan kimiawi. Pada awal penggunaan zat aditif, jenis alami inilah
yang banyak digunakan, tetapi seiring berjalannya waktu dan meningkatnya
kebutuhan akan zat aditif, banyak orang beralih dari zat aditif alami ke zat
aditif sintetis. Alasan kepraktisan dan hasil yang lebih baik menjadi alasan
utama masyarakat meniggalkan zat aditif alami ini. Namun, meskipun demikian ada
beberapa masyarakat yang masih setia menggunakan zat aditif alami ini, dengan
alasan keamanan dan tanpa efek samping, membuat masyarakat tetap setia. Zat
aditif alami memiliki kelebihan tidak menimbulkan efek samping berbahaya bagi
tubuh, karena berasal dari bahan alami dan tidak ditambahkan bahan-bahan kimia.
Namun, kelemahan dari zat aditif alami ini adalah kepraktisan dan hasil yang
dihasilkan tidak sebaik zat aditif sintetis.
Pemilihan penggunaan zat aditif sintetis maupun alami
memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Dan yang perlu diperhatikan
ketika anda memilih penggunaan zat aditif sintetis adalah batasi penggunaannya,
jangan terlalu banyak mengkonsumsinya dan jangan terlalu sering. Karena sekali
lagi zat aditif sintetis terbuat dari bahan-bahan yang asing bagi tubuh,
sehingga akumulasinya dalam tubuh dapat menimbulkan reaksi tertentu pada tubuh.
Lebih bijak dan selektif dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi adalah
cara cerdas untuk menjaga tubuh kita.
B. Macam-macam zat aditif
Zat aditif pada makanan, ada yang
berasal dari alam dan ada yang buatan (sintetik). Untuk zat aditif alami tidak
banyak menyebabkan efek samping. Lain halnya dengan zat aditif sintetik.
Beberapa zat aditif dari alam
yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
1.
Pewarna.
Contohnya : Daun pandan (hijau), kunyit (kuning),
buah coklat (coklat), wortel (orange), anato (orange), karamel (cokelat hitam),
beta karoten (kuning) dan klorofil (hijau).
2.
Penyedap.
Contohnya : Pala, merica, cabai, laos, kunyit,
ketumbar.
3.
Pengawet.
Contohnya : asam cuka (untuk acar), gula (untuk
manisan), dan garam (untuk asinan ikan/telur). Selain itu beberapa bahan alam
misalnya saja penambahan air jeruk atau air garam yang dapat digunakan untuk
menghambat terjadinya proses reaksi waktu coklat (browing reaction) pada buah
apel.
4.
Pengemusi.
Contohnya : putih telur.
Beberapa zat aditif sintetik yang
sering digunakan dalam beraneka jenis makanan, yaitu :
5.
Zat Pewarna
Zat pewarna adalah bahan yang dapat memberi warna
pada makanan, sehingga makanan tersebut lebih menarik. Tartrazin adalah pewarna
makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin
CI 19140. Contoh pewarna sintetik: biru berlian (biru), coklat HT (coklat),
eritrosit (merah) dan hijau FCF (hijau).
6.
Penyedap rasa dan aroma (flavor).
Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan
berasal dari golongan ester. Contoh: Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil
valerat (rasa apel), butil butirat (rasa nanas), isobutil propionat (rasa rum).
7.
Penguat rasa
(flavour echancer).
Bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang
paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari
dikenal dengan nama vetsin. MSG sebagai penguat rasa makanan dan juga untuk
melezatkan makanan. MSG merupakan zat aditif makanan buatan, sedangkan yang
alami diantaranya adalah bunga cengkeh.
8.
Zat pemanis buatan.
Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai
gizi, contohnya sakarin(kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x
gula), dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula) dan serbitol.
9.
Pengawet.
Pengawet adalah bahan yang dapat mencegah atau
menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang
disebabkan mikroorganisme. Zat pengawet dimaksudkan untuk memperlambat oksidasi
yang dapat merusak makanan.
Contoh bahan pengawet dan penggunaannya :
·Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos.
·Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.
·Natrium nitrit (NaNo2), untuk daging olahan, daging
awetan dan kornet kalangan.
·Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan.
10. Anti oksidan.
Zat
aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Contohnya :
· Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan
kalium), digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.
· Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan
minyak makanan.
· Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak
makan, margarine dan mentega.
11. Pengemulsi, pemantap, dan pengental.
Zat
aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang
homogen pada makanan. Gom Arab adalah bahan aditif alami yang gunanya untuk
mengemulsi minyak dan air agar dapat bersatu. Garam alginat dan gliserin
merupakan bahan aditif buatan yang digunakan untuk menstabilkan dan
memekatkan suatu makanan sehinggga dapat membuat makanan bertekstur lembut dan
rata.
Contoh :
agar-agar, gelatin, dan gom arab.
12. Pemutih dan pematang tepung.
Zat
aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
Contoh:
Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat
13. Pengatur keasaman.
Zat
aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan.
Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, ammonium
bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium
bikarbonat
14. Antikempal.
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk.
Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja).
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk.
Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja).
15. Pengeras.
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.
Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan).
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan.
Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan).
16. Sekuestran.
Merupakan bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan.
Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.
Merupakan bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan.
Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.
17. Penambahgizi.
Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaik gizi makanan.
Contohnya: Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.
Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaik gizi makanan.
Contohnya: Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.
C. Contoh Makanan Yang Mengandung Zat Aditif Berbahaya
a.
Zat
aditif yang terkandung dalam mie instan
o Pemanis : Gula
o Pengawet :
1. Natrium Benzoat
2.Natrium metabisolfit
o Antioksidan : TBHQ
o Pengatur keasaman
o Pewarna : tartazin Cl 19140
5
o Penguat rasa : 1.dinatrium inosinat
2.monoatrium glutamat
o Penguat rasa
: nabati dan tripolifosfat
b.
Dampak
Negatif Zat Aditif Dalam Mie Instan
1. Gula
Konsumsi gula berlebihan memang
dapat memperburuk kesehatan tubuh. Karena itu, gula sering kali dihindari untuk
mencegah berbagai penyakit, seperti serangan jantung, selulit, dan penumpukan
lemak. Namun, menurut sebuah penelitian, konsumsi gula dalam tingkat yang aman
pun dapat memiliki efek buruk bagi kesehatan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
University of Utah, para peneliti memberikan takaran gula yang sama dengan
takaran gula diet sehat manusia, kepada tikus betina. Hasilnya, ditemukan bahwa
tikus betina tersebut, meninggal dua kali lebih cepat setelah mengonsumsi
makanan yang sebagian besarnya mengandung gula.
2. Natrium
benzoat
Dampak negatif pada Natrium benzoat
:
- Kandungan
bahan pengawet yang ada pada mie instan umumnya tidak terlalu besar. Akan
tetapi, jika dikonsumsi terus menerus tentu akan berkomulasi dan menimbulkan
efek terhadap kesehatan
- Dampak
lain adalah kanker. Dikonsumsi secara berlebihan dapat timbul efek samping
berupa edema(bengkak ) yang dapat terjadi karena retensi atau tertahannya
cairan dalam tubuh
- Naiknya
tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma lantaran pengikatan air
oleh natrium
- Natrium
benzoat bisa memicu terjadinya serangan asma
3. TBHQ
penuaan dan penyakit degeneratif seperti
kanker kardiovaskuler, penyumbatan pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik,
aterosklerosis, stroke, dan tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun
tubuh dapat disebabkan oleh stress
6
oksidatif. Stress oksidatif adalah
keadaan tidak seimbangnya jumlah oksidan dan prooksidan dalam tubuh. Pada
kondisi ini, aktivitas molekul radikal bebas atau reactive oxygen
species (ROS) dapat menimbulkan kerusakan seluler dan genetika.
Kekurangan zat gizi dan adanya senyawa xenobiotik dari makanan atau lingkungan
yang terpolusi akan memperparah keadaan tersebut.
4. Pengatur
keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan
mempertahankanderajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium
amoniumsulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat,
asamtentrat, dan natrium bikarbona.
5. tartazin
Cl 19140
Pada penggunaannya, dilaporkan muncul reaksi hipersensitifitas
(alergi) pada penderita asma, tumor pada anak-anak dan intolerasi pada aspirin.
Hal itu bisa terjadi karena tertelan tartrazin ataupun kontak langsung kulit
dengan tartrazin. Insidensi kejadian intoleransi terhadap tartrazin ini
relatif sedikit, sehingga disimpulkan penggunaannya pada dosis minimal masih dianggap
cukup aman. Namun, setiap bahan makanan yang mengandung tartrazin harus
disebutkan pada label kemasan. Di Amerika, FDA (Food and Drug Administration)
secara rutin memeriksa kalau-kalau ada produk yang mengandung tartrazin
namun tidak mencantumkannya.
6. monoatrium
glutamat
Berikut adalah beberapa efek samping dan gangguan spesifik yang
berhubungan dengan MSG menurut Blaylock :
1. Kejang
2. Mual
3. Alergi
4. Ruam
5. Serangan
asma
6. Sakit kepala
7. Hilang
ingatan
c.
Upaya
Menanggulangi
Cara mengurangi dampak negatif pada
mie instan
1. Ganti
Air
Saat
merebus mie instant tentunya terdapat air kuah yang tersisa. Jika mie tersebut
berupa mie kuah, maka setelah mie direbus buanglah kuah dari hasil rebusan
tadi. Kemudian gantilah dengan air panas lain. Hal ini bertujuan agar zat
pengawet dan lainnya yang terkandung dalam mie instant terbuang bersama kuah
tadi.
2. Jangan
Merebus Bumbu
Saat
membuat mie instant biasanya sudah tertera bagaimana cara memasak yang benar. Akan
tetapi beberapa orang malah memasak mie dengan mencampurkan bumbu saat merebus.
Tentunya ini akan menimbulkan dampak yang lebih berbahaya. Dampak tersebut
muncul dari MSG yang direbus. MSG yang dipanaskan akan berubah menjadi zat
karsinogen yang sangat berbahaya karena mampu terjadinya kanker.
3. Kurangi
Bumbu Dan Ganti Dengan Bumbu Alami
Seperti
yang diketahui bumbu yang disiapkan oleh pabrikan terdapat bebagai macam zat
yang berbahaya bagi tubuh. Untuk itu kurangi penggunaan bumbu tersebut dan gantilah
dengan bumbu dapur alami. Bumbu dapur alami seperti bawang, merica, garam
kemiri, dll.
4. Hindari
Konsumsi berlebihan
Salah
satu cara terbaik untukmenghindari dampat negatif dari mengkonsumsi mie instant
tentunya adalah tidak mengkonsumsi berlebihan dan tidak
mengkonsumsi secara rutin.
D. Kelebihan dan kekurangan zat aditif.
1. Kelebihan zat aditif.
Penggunaan zat aditif memiliki
keuntungan meningkatkan mutu makanan dan
pengaruh negatif bahan tambahan pangan terhadap kesehatan. Agar
makanan dapat tersedia dalam bentuk yang lebih menarik dengan rasa yang enak,
rupa dan konsentrasinya baik serta awet maka perlu ditambahkan bahan makanan
atau dikenal dengan nama lain “food additive”. Zat aditif juga menambah rasa
dan membuat makanan terlihat lebih menarik secara visual, mencegah makanan dari
rak menjadi basi dan meningkatkan kehidupan, mencegah pertumbuhan bakteri dan
jamur yang menyebabkan keracunan makanan.
2. Kekurangan zat aditif.
Bahan aditif juga bisa membuat
penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bahan aditif buatan atau
sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah
menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain. Zat aditif juga dapat
menyebabkan reaksi alergi terhadap orang-orang seperti diare, ruam kulit,
gangguan perut, nyeri dada, asma, sensasi kesemutan, mual atau meningkatnya
panas tubuh.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Zat aditif makanan merupakan zat yang biasanya
ditambahkan ke dalam makanan selama pengolahan untuk menyimpannya untuk waktu
yang lama. Berdasarkan hasil analisis di atas,
dapat kita simpulkan bahwa perilaku menyimpang pengusaha adalah mencampurkan
bahan bahan bahaya kedalam makanan masyarakat yang rata-rata menyukai bahkan
bisa menjadi menu makan sehari hari . Tapi, ternyata hal itu sangat
membahayakan bagi pengonsumsi bila dikonsumsi secara berlebihan atau secara
rutin. Dengan adanya masalah ini masyarakat harus pandai dalam hal saji.
B.
Saran
Setelah kita mengetahui kelebihan dan kekurangan zat
aditif, sekiranya kita dapat memilah-milih jenis makanan apa yang baik untuk
dikonsumsi.
izin copas yaa min, sukses selalu. Thanks.
BalasHapus